Efek Samping Vaksin Booster: Pfizer, Moderna, Sinovac & Astra

Pemerintah masih terus menggalakkan program vaksinasi booster atau dosis ketiga di tengah masyarakat. Sama seperti vaksinasi primer (1 dan 2), seluruh masyarakat bisa mengakses vaksin booster ini secara gratis.

Setidaknya ada 5 jenis vaksin yang telah menerima izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) sebagai vaksin booster, yakni Sinovac atau Coronavac PT Bio Farma, Comirnaty oleh Pfizer, AstraZeneca atau Vaxzevria dan Kconecavac, Moderna, dan Zifivax.

Efek Samping Vaksin Booster Pfizer, Moderna, Sinovac Astra

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) resmi memberikan persetujuan kepada lima vaksin Covid-19 tersebut sebagai vaksin booster atau dosis lanjutan homolog (vaksin booster sama dengan vaksin primer) dan heterolog (vaksin booster beda dengan vaksin primer).

Berikut ini adalah penjelasan mengenai lima vaksin yang sudah menerima persetujuan BPOM sebagai vaksin booster https://www.americanriverbrewingcompany.com/ beserta efek sampingnya.

Vaksin Sinovac dari Bio Farma

Vaksin Coronavac atau Sinovac dari Bio Farma adalah vaksin pertama yang diizinkan sebagai vaksin booster atau vaksin dosis lanjutan homolog yang diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksin primer dosis lengkap Coronavac atau Sinovac untuk usia 18 tahun ke atas.

BPOM mengatakan, Sinovac sebagai vaksin booster dapat meningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21 – 35 kali setelah 28 hari pemberian booster atau dosis lanjutan.

Adapun efek samping vaksin booster dari Bio Farma adalah:

  1. Menimbulkan reaksi lokal atau nyeri pada lokasi suntikan
  2. Tingkat keparahan efek sampingnya adalah grade satu dan dua

Vaksin Pfizer

Vaksin Comirnaty dari Pfizer sebagai vaksin booster atau dosis lanjutan homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksin primer dosis lengkap Pfizer untuk usia 18 tahun ke atas.

Vaksin ini memiliki tingkatan nilai titer antibodi netralisir setelah satu bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali. Adapun efek samping yang mungkin timbul setelah suntikan dosis booster vaksin ini adalah:

  1. Nyeri pada lokasi suntikan
  2. Nyeri otot
  3. Nyeri sendi
  4. Demam

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) merupakan vaksin yang sudah diizinkan menjadi vaksin booster homolog dan diberikan sebanyak 1 dosis setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca untuk usia 18 tahun ke atas.

Vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster memiliki peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG dari 1792 (sebelum suntik dosis vaksin booster) menjadi 3746. Adapun efek samping yang mungkin ditimbulkan dari vaksin booster AstraZeneca adalah:

  1. Nyeri di lokasi suntikan.
  2. Kemerahan.
  3. Gatal.
  4. Terdapat pembengkakan.
  5. Sakit kepala.
  6. Meriang atau demam.
  7. Mual.
  8. Rasa lelah.

Vaksin Moderna

Vaksin Moderna sebagai vaksin booster homolog dan heterolog dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer atau Jenssen dapat diberikan dengan dosis setengah (half dose) untuk usia 18 tahun ke atas yang diberikan setelah 6 bulan dari vaksinasi primer.

Vaksin Moderna sebagai vaksin booster memberikan kenaikan respon imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali sesudah pemberian vaksin booster homolog. Adapun efek samping vaksin booster Moderna yang bisa terjadi adalah:

  1. Rasa lemas.
  2. Sakit kepala.
  3. Meriang atau demam.
  4. Mual.

Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax diizinkan sebagai vaksin booster heterolog dengan dosis penuh untuk yang berusia 18 tahun ke atas dan diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap dari Sinovac atau Sinopharm.

Vaksin Zifivax memiliki tingkatan titer antibodi netralisir lebih dari 30 kali bagi yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm. Efek samping yang bisa timbul setelah pemberian vaksin booster Zifivax adalah:

  1. Nyeri pada lokasi suntikan
  2. Nyeri otot atau myalgia
  3. Sakit kepala
  4. Merasa kelelahan
  5. Demam
  6. Mual
  7. Diare (tingkat keparahan grade satu dan dua)
  8. Rasa mual

Hasil evaluasi BPOM terhadap aspek keamanan lima vaksin booster atau dosis ketiga di atas menunjukkan bahwa frekuensi, jenis dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan atau KTD yang dilaporkan setelah pemberian dosis booster pada umumnya bersifat ringan dan sedang.

Disuntik Vaksin Moderna untuk Booster Sebelum Mudik, Kenali Efek Sampingnya

Disuntik Vaksin Moderna untuk Booster Sebelum Mudik, Kenali Efek Sampingnya

Sebelum ikut booster, kenali efek samping vaksin Moderna terlebih dahulu. Sekarang, vaksin booster menjadi syarat mudik lebaran. Langkah ini dinilai tepat di tengah amukan varian Omicron. Ada banyak pilihan vaksin untuk booster, salah satunya adalah Moderna.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), semua vaksin COVID-19 sebenarnya aman bagi tubuh. Komposisi yang terkandung di dalam vaksin COVID-19 merupakan bahan yang ditemukan di banyak makanan, seperti lemak, gula, dan garam. Vaksin Moderna juga mengandung bagian yang tidak berbahaya dari messenger RNA (mRNA). mRNA COVID-19 mengajarkan sel-sel dalam tubuh untuk membuat respon yang efektif terhadap virus penyebab COVID-19.

Respon ini membantu melindungi seseorang dari COVID-19 di masa mendatang. Setelah menghasilkan respon, tubuh akan membuang semua bahan-bahan yang tidak lagi dibutuhkan. Proses ini merupakan bagian dari fungsi normal tubuh.

Seperti seperti vaksin lainnya, ada beberapa efek samping sementara setelah menerima vaksin Moderna. Efek samping menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja.

Kenali efek samping vaksin Moderna sebelum berangkat mudik Lebaran.

Efek Samping Vaksin Moderna

Efek samping vaksin Moderna terbagi atas tiga kategori, yaitu efek samping yang umum, kurang umum, dan langka.

1. Efek samping yang umum

Efek samping yang umum terjadi pada sebagian besar orang setelah mendapatkan vaksin Moderna, meliputi:

  • Timbul rasa sakit di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Demam dan menggigil
  • Nyeri sendi.
2. Efek samping yang kurang umum

Selain itu, ada pula efek samping yang kurang umum setelah mendapatkan vaksin Moderna, yaitu:

  • Kemerahan atau bengkak di tempat suntikan
  • Bengkak atau nyeri di ketiak
  • Mual atau muntah
  • Pembesaran kelenjar getah bening.

Sebagian besar efek samping memiliki gejala ringan dan akan hilang dalam 2 atau 3 hari. Namun, vaksin Moderna juga dapat menimbulkan efek samping yang langka pada beberapa orang.

Disuntik Vaksin Moderna untuk Booster Sebelum Mudik, Kenali Efek Sampingnya

3. Efek samping yang langka

Efek samping yang jarang terjadi setelah mendapatkan vaksin Moderna adalah reaksi alergi parah (anafilaksis), miokarditis, dan perikarditis.

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, miokarditis atau radang jantung dan perikarditis atau radang selaput di sekitar jantung dapat muncul setelah mendapatkan vaksin Moderna.

Efek langka pada jantung ini biasanya terjadi dalam waktu 10 hari setelah vaksinasi. Kondisi ini lebih sering menyerang pria berusia di bawah 30 tahun. Tenang, sebagian besar kasus ini dapat sembuh dengan baik.

Segera hubungi dokter jika mengalami salah satu gejala berikut setelah vaksinasi Moderna:

  • Sakit di dada
  • Muncul rasa tekanan atau ketidaknyamanan di dada
  • Detak jantung tidak teratur
  • Pingsan
  • Sesak napas
  • Nyeri saat bernafas
Apakah Vaksin Moderna Efektif Atasi Omicron?

Vaksin Moderna menggunakan teknologi mRNA yang sama dengan Pfizer-BioNTech, dan memiliki efektivitas yang sama tingginya dalam mencegah penyakit simtomatik.

Para ilmuwan masih mempelajari tentang seberapa efektif vaksin Moderna melawan Omicron. Namun di awal tahun ini, CDC telah menerbitkan data yang menunjukkan bahwa booster mRNA memberikan perlindungan yang signifikan terhadap gejala parah Omicron, serta dapat mengurangi risiko rawat inap.

Lantas, Siapa Saja yang Bisa Mendapatkan Vaksin Moderna?

Orang yang berusia 18 tahun ke atas bisa mendapatkan suntikan booster tiga bulan setelah dua dosis vaksin utama. Vaksin booster diprioritaskan untuk kelompok lanjut usia dan komorbid.

Untuk vaksin Moderna, rekomendasi target penerima booster adalah:

  1. Pengidap gangguan jantung, pernapasan, dan obesitas
  2. Ibu hamil
  3. Ibu menyusui

Kemudian, sejumlah kelompok ini membutuhkan rekomendasi dari tenaga kesehatan untuk dapat menerima vaksin Moderna, yaitu:

  1. Penyintas COVID-19
  2. Pengidap gangguan imun
  3. Pengidap HIV +