China Kaji Suntikan Vaksin Covid Dosis Keempat, Ada Apa

China Kaji Suntikan Vaksin Covid Dosis Keempat, Ada Apa?

Pemerintah China sedang mengkaji vaksin Covid-19 dosis ke-empat atau vaksin lanjutan. Ini untuk memutakhirkan vaksin yang lebih kebal terhadap virus Corona.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) Gao Fu dalam sebuah wawancara pada Minggu yang dikutip https://www.americanriverbrewingcompany.com/ dari Global Times, Senin (16/5/2022).

China Kaji Suntikan Vaksin Covid Dosis Keempat, Ada Apa

“Dengan mutasi virus saat ini dan infeksi dalam populasi, peningkatan vaksin adalah salah satu langkah selanjutnya melawan Covid-19,” ujar Gao.

Menurutnya, saat ini timnya sedang dalam proses pengembangan untuk vaksin lanjutan ini yakni vaksin protein ZF2001. Sebab, melalui uji klinis yang dilakukan vaksin milik Sinopharm dan Sinovac yang terbaru terbukti tidak efektif terhadap varian Omicron.

Sebelumnya, Zhifei Longcom, produsen vaksin ZF2001, merilis data menggembirakan yang menunjukkan bahwa suntikan itu 75,7% efektif terhadap gejala dan 87,6% efektif terhadap kasus Covid-19 yang parah hingga kritis selama enam bulan setelah vaksinasi penuh.

Selain pengembangan vaksin baru, Gao menyebutkan bahwa penelitian obat juga merupakan fokus berikutnya untuk pengendalian penyakit menular.

“Selain obat-obatan biofarmasi dan molekul kecil, kami telah menemukan beberapa komponen dalam Pengobatan Tradisional Tiongkok yang dapat menghambat virus Covid-19,” jelasnya.

Lanjutnya, di situasi pandemi di China saat ini pemerintah makin gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat yang belum melakukan vaksinasi segera mendapatkannya.

Hepatitis Akut Misterius Ada Hubungannya dengan Vaksin Covid-19 Ini Kata IDAI

Hepatitis Akut Misterius Ada Hubungannya dengan Vaksin Covid-19? Ini Kata IDAI

Isu soal kasus hepatitis akut misterius disebabkan oleh vaksin Covid-19 terhadap anak mendapatkan bantahan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Mereka menilai informasi tersebut belum memiliki dasar yang jelas.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI Muzal Kadim mengatakan, berdasarkan perkembangan di berbabagi negara, termasuk Indonesia, penyakit hepatitis yang belum diketahui penyebabnya ini justru mayoritas menyerang anak-anak yang belum divaksin Covid-19.

“Kasus yang muncul saat ini justru belum divaksin karena kebanyakan anak di bawah 6 tahun bahkan 2 tahun ke bawah ya kalau yang di UK itu banyaknya,” kata dokter spesialis anak RS Pondok Indah itu dalam diskusi virtual https://www.americanriverbrewingcompany.com/, Sabtu, 7 Mei 2022.

Hepatitis Akut Misterius Ada Hubungannya dengan Vaksin Covid-19 Ini Kata IDAI

Muzal mengakui vaksin Covid-19 memang seringkali dikaitkan memiliki efek samping atau juga Messenger RNA (mRNA). Namun, dia menekankan ini karena memang pemberiannya telah banyak diterima hingga efeknya muncul setelah jutaan orang dapat suntikan vaksin itu.

“Kalau dikaitkan dengan messenger RNA itu setelah sekian juta pemberian vaksin, itu dikatikan dengan efek samping. Tapi kalau pada kasus yang akut ini tidak dikaitkan dengan vaksin Vovid,” ucap dia.

Muzal juga menyatakan bahwa belum ada landasan yang kuat untuk menghubungkan kasus hepatitis akut misterius ini dengan Covid-19. Meskipun ada kasus pasien yang menderita kedua penyakit itu secara bersamaan, belum ada bukti medis bahwa virus Covid-19 memicu hepatitis.

“Memang masih diduga berkaitan tapi itu masih dugaan apakah itu suatu kebetulan atau penyebab langsung itu masih dugaan. Selama ini Covid itu tidak pernah menimbulkan gejala seperti yang hepatitis akut berat ini,” ujar Muzal.

Pernyataan serupa juga sebelumnya disampaikan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Hanifah Oswari. Dia berpendapat, belum ada bukti yang menunjukkan langsung hubungan vaksin Covid-19 memicu hepatitis akut. Covid-19 sendiri kata dia belum terbukti langsung menjadi penyebab virus ini.

“Mungkin itu kejadian yang bersamaan tapi bukan sebagai penyebab langsungnya. Karena itu menghubungkan virus Covid sendiri dengan penyakitnya sendiri belum bisa ditentukan, apalagi dengan vaksin Covid nya. Karena itu berita itu perlu diluruskan,” ujar Hanifah.

Hanifah mengatakan, ada dua virus yang diduga berada di balik penyakit yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Kejadian Luar Biasa ini, yaitu Adenovirus tipe 41, SARS-CoV-2 atau Covid-19, Cytomegalovirus atau CMV, serta Virus Epstein-Barr atau EBV.

Meski begitu, dia mengingatkan, etiologi virus ini masih belum diketahui kongkritnya termasuk hubungan langsung virus corona membuat munculnya hepatitis akut. Dengan demikian, dia menekankan Covid-19 belum dipastikan menjadi penyebab hepatitis akut, apalagi vaksin Covid-19.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman juga telah menanggapi isu mengenai penyakit hepatitis akut dipicu oleh vaksin Covid-19. Menurut dia, pendapat ini tak didukung fakta ilmiah.

“Jadi sejauh ini tidak ada fakta atau argumen ilmiah yang menguatkan bahwa ini disebabkan oleh vaksin,” kata dia saat dihubungi, Selasa, 3 Mei 2022.

Isu mengenai Hepatitis Akut yang berasal dari Inggris Raya ini bahkan di beberapa negara seperti di Eropa disebut akibat kebijakan lockdown, bukan seperti di Indonesia yang diisukan akibat vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, menurut dia anggapan ini sangat lemah.

Dicky menganggap, berdasarkan hipotesa ilmiah yang dikeluarkan peneliti-peneliti global, hepatitis akut misterius ini cenderung memang dampak lanjutan dari infeksi Pandemi Covid-19, yang dari awal juga terdeteksi turut menyerang hati atau hepa pasiennya.

“Jadi saya sendiri tidak melihat kecenderungan ini akibat vaksin, enggak, itu teori yang sangat lemah dan cenderung salah. Tapi mitigasinya tetap mencegah infeksi antara lain ya vaksin sebagai proteksi,” ucap Dicky.

Vaksinasi Jangan Dadakan, Segera Vaksin COVID-19 agar Antibodi Optimal Saat Perjalanan Mudik

Vaksinasi Jangan Dadakan, Segera Vaksin COVID-19 agar Antibodi Optimal Saat Perjalanan Mudik

Satu setengah minggu jelang Lebaran, vaksinolog Dirga Rambe Sakti mengingatkan masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi COVID-19 untuk segera melengkapi. Lalu, bagi yang belum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dosis ketiga untuk segera dilakukan bila sudah waktunya.

“Lebaran 10 hari lagi, saya rasa saat ini saat yang tepat bagi yang belum divaksinasi sehingga saat perjalanan mudik antibodi sudah optimal,” terang Dirga saat sesi Virtual Class bersama pada Jumat kemarin.

Dirga menjelaskan bahwa pada mereka yang disuntik booster maka antibodi akan tercipta sekitar 1-2 minggu sesudah suntikan. Maka dari itu, bila sudah memiliki jadwal vaksinasi jangan tunda-tunda lagi.

“Pilihlah waktu yang tepat untuk vaksinasi, lengkapi booster jika memang sudah waktunya.”

Hal senada pun disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi. Pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster jauh-jauh hari sebelum mudik.

“Kita mengimbau kepada masyarakat kalau kita mau mudik nyaman dan aman hendaknya segera vaksin booster, jangan dipaksain vaksinasi booster pada saat mudik sehingga menghindari penumpukan keramaian di tempat vaksin,” kata Nadia dalam diskusi media beberapa waktu lalu.

Di kesempatan berbeda, Nadia mengatakan bahwa vaksinasi booster yang juga masuk dalam syarat perjalanan mudik Lebaran 2022 bukan untuk merepotkan melainkan melindungi masyarakat Indonesia.

Vaksinasi Jangan Dadakan, Segera Vaksin COVID-19 agar Antibodi Optimal Saat Perjalanan Mudik

“Yang harus kita pahami bersama bahwa booster ini bukan sesuatu yang merepotkan untuk para pemudik. Booster ini adalah salah satu upaya kita untuk meningkatkan proteksi. Kita tahu, jumlah orang yang akan melakukan mudik itu besar,” tutur Nadia saat acara Dialektika Demokrasi – Balada Booster dan Mudik Lebaran di Komplek Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.

“Dengan jumlah orang yang begitu besar, risiko penularan akan terjadi peningkatan. Karena risikonya meningkat, makanya kita tambahkan juga proteksi kekebalan pada tubuh agar lebih bisa meningkatkan kemampuan nanti menghadapi risiko-risiko peningkatan laju penularan,” lanjut Nadia.

Divaksinasi Saat Perjalanan Mudik, Efeknya?

Pemerintah mengatakan bakal menyediakan posko-posko vaksinasi di jalur mudik. Lalu, apa tidak apa-apa bila pemudik jalani vaksinasi saat dalam perjalanan pulang kampung?

Terkait ini Dirga mengatakan bahwa efek dari vaksinasi itu memang ada dan bervariasi pada setiap orang. Bisa nyeri di bekas suntikan, demam, sumeng, pusing, lapar, mengantuk, lemas.

“Dalam rangka mencetuskan antibodi pada tubuh maka vaksinasi mencetuskan reaksi itu. Dan, secara medis itu diharapkan terjadi ya walau tidak nyaman,” kata Dirga.

Mengingat potensi kejadian ikutan pasca imunsisasi (KIPI) itu ada dan tidak bisa diprediksi, maka sebaiknya hari-hari ini saja divaksin. “Sehingga saat dalam perjalanan mudik sekitar 10 hari lagi Lebaran kan, sudah punya antibodi yang optimal.”

“Usai vaksinasi mungkin bisa membuat badan tidak nyaman sementara waktu, apalagi yang nyupir ya kalau nyeri di lengan kan itu tidak nyaman. Jadi, lengkapi booster di saat tepat jika memang sudah waktunya.”