Rasa Sakit di 3 Bagian Tubuh Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Omicron

Rasa Sakit di 3 Bagian Tubuh Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Omicron

Data yang dikumpulkan Omicron sejauh ini menunjukkan gejala varian ini ringan namun berbeda dengan strain Covid-19 sebelumnya seperti Delta.

Varian Omicron pertama kali muncul di Afrika Selatan sebelum menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, ditemukan menghasilkan gejala yang tidak sesuai dengan tiga gejala klasik virus corona: demam, batuk, dan kehilangan indra penciuman/perasa.

Pakar Covid Dr Charu Dutt Arora menjelaskan bahwa orang-orang pada awalnya percaya Covid sebagai virus pernapasan, hanya mempengaruhi paru-paru. Dia mengatakan penelitian telah membuktikan nyeri otot sebenarnya adalah salah satu tanda Omicron yang sering dilaporkan.

Rasa sakit diperkirakan terkonsentrasi di tiga bagian tubuh yang berbeda. Inilah https://www.americanriverbrewingcompany.com/ semua yang perlu Anda ketahui tentangnya.

Rasa Sakit di 3 Bagian Tubuh Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Omicron

Apa saja tiga gejala nyeri otot Omicron?

Orang yang terinfeksi Omicron dilaporkan mengalami nyeri otot di tiga bagian tubuh yang berbeda: kepala, punggung bawah, dan otot.

Dr Arora menambahkan: “Nyeri otot terutama di sekitar area lutut.”

Nyeri otot akibat Covid diyakini sebagai akibat dari peradangan. Peradangan ini dapat mengganggu otot dan persendian, yang menyebabkan timbulnya gejala yang menyakitkan, menurut Huffington Post.

Cara Omicron menyerang otot

Diklaim bahwa dokter mencurigai mungkin ada sesuatu yang unik pada Omicron tentang cara hal itu mempengaruhi sistem muskuloskeletal.

Peter Whang, ahli bedah tulang belakang ortopedi Yale Medicine dan profesor di Yale University School of Medicine, menjelaskan: “Covid adalah apa yang kita sebut pemain jahat. Ini benar-benar dapat meniru begitu banyak jenis gejala – apakah itu mempengaruhi sistem paru atau sistem muskuloskeletal atau kesehatanmu.”

Infeksi Covid diperkirakan meningkatkan sekresi sitokin, yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan patogen asing. Pelepasan sitokin kemudian memicu reaksi dalam tubuh yang mengiritasi otot dan persendian.

Apa saja gejala Omicron yang paling umum?

Beberapa penelitian telah mengklaim bahwa gejala yang paling umum dari Omicron termasuk pilek, sakit kepala dan kelelahan. Studi ZOE Covid juga mengonfirmasi bahwa tenggorokan kering/gatal adalah tanda umum infeksi lainnya.

Namun, orang yang divaksinasi lengkap ditemukan mengalami sembilan gejala varian yang berbeda.

Menurut sebuah penelitian dari Norwegia, orang yang telah menerima dua dosis vaksin Covid telah melaporkan batuk, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, bersin dan mual setelah terinfeksi Omicron.

Dari jumlah tersebut, penelitian melaporkan bahwa tanda-tanda infeksi yang paling umum di antara orang yang divaksinasi adalah batuk, pilek, dan kelelahan.

Gejala Omicron Paling Umum di Orang yang Sudah Vaksin Penuh

Gejala Omicron Paling Umum di Orang yang Sudah Vaksin Penuh

Seseorang yang sudah divaksin dua kali hingga yang sudah booster pun ternyata masih bisa terpapar virus corona Omicron.

Gejala varian virus corona Omicron pada orang yang sudah divaksin dua kali atau booster pun berbeda dengan yang belum mendapatkan vaksin.

Berikut beberapa gejalanya, dirangkum dari laman informasi kesehatan:

1. Gejala Pilek

Menurut Maya Clark-Cutaia selaku profesor di New York University Meyers College of Nursing, orang yang sudah divaksin dan terinfeksi Omicron cenderung mengeluhkan sakit kepala, nyeri tubuh dan demam.

“Seperti pilek yang parah,” ungkapnya.

Sementara sesak napas, batuk dan gejala mirip flu terjadi pada mereka yang terinfeksi namun belum divaksinasi.

Direktur Kesehatan Global Pengobatan Darurat di New York-Presbyterian dan Pusat Medis Universitas Columbia Craig Spencer mengatakan orang yang menerima booster mungkin merasakan sakit tenggorokan. Sementara mereka yang sudah divaksin dua dosis punya gejala kelelahan dan batuk, namun tidak ada sesak napas.

2. Tidak Demam dan Kehilangan Bau serta Rasa

Gejala kehilangan indera perasa dan bau kurang umum untuk Covid-19 Omicron. Selain itu juga mungkin kehilangan satu gejala lagi yakni demam.

Judith O’Donnel selaku Kepala Bagian Penyakit Menular di Penn Presbyterian Medical Center mengatakan, tidak banyak yang mengalami demam bagi orang yang terinfeksi meski sudah divaksin dan menerima booster. Kemungkinan gejala yang timbul adalah pilek.

“Orang yang divaksinasi punya gejala pilek, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, namun tidak demam. Jika Anda divaksinasi dan dibooster dan itu adalah gejala yang dialami, mungkin terkena Covid-19,” jelasnya.

Gejala Omicron Paling Umum di Orang yang Sudah Vaksin Penuh

3. Tingkat Keparahan yang Berbeda

Spesialis Penyakit Menular di University of California Peter Ching-Hong mengatakan orang yang divaksinasi dan mendapatkan booster nampaknya punya gejala yang tidak terlalu parah. Selain itu juga waktu sakitnya berlangsung lebih singkat.

Dia mengatakan orang yang tidak divaksinasi akan bergejala selama lima hari atau lebih. Namun mereka yang menerima vaksin lengkap hanya punya gejala 1-2 hari.

4. Orang Tidak Divaksin Dirawat di Rumah Sakit

Mereka yang tidak divaksin berisiko untuk mendapat perawatan di rumah sakit.

Meskipun tim ilmuwan di Case Western Reserve University menemukan risiko pada Omicron di AS setengah dari Delta, tapi masih memungkinkan terutama pada orang yang tidak divaksinasi.

Sementara menurut Daniel Griffin selaku spesialis penyakit menular di ProHealth New York, orang yang tidak divaksin mendapatkan penyakit lebih sistematik seperti pneumonia dengan Omicron.

“Faktanya saya belum merawat orang yang dibooster di rumah sakit saat ini dengan Covid, menunjukkan mereka adalah pasien rawat jalan dan sembuh di rumah,” kata Griffin.

Gejala Varian Omicron XE ke Orang yang Sudah Divaksin Lengkap

Gejala Varian Omicron XE ke Orang yang Sudah Divaksin Lengkap

Varian Covid-19 kembali ditemukan bernama XE. Orang yang terinfeksi varian ini memiliki gejala dan tingkat keparahannya bergantung pada vaksinasi dan kekebalan yang didapatkan dari infeksi sebelumnya.

Mint melaporkan gejala pada orang yang terkena varian XE pada beberapa orang bisa ringan. Namun untuk orang lain bisa lebih parah.

Untuk gejala varian XE memang belum bisa disebutkan secara signifikan. “Namun nampaknya gejala yang timbil mirip dengan yang ditimbulkan oleh omicron asli,” kata dokter penyakit dalam di Johns Hopkins Bayview Medical Center di Baltimore, Erica Johnson, dikutip dari media Internasional, Jumat kemarin

Sebagai informasi saja, gejala varian BA.1 (omicron asli) dan BA.2 (omicron siluman) ringan mulai dari batuk, demam, kelelahan, dan kemungkinan kehilangan indera perasa atau penciuman. Beberapa orang yang terinfeksi juga melaporkan gejala pilek, masalah pencernaaan, sakit kepala, dan juga ruam kulit.

Setelahnya, masih bermunculan varian baru serta subvariannya. Seperti Omicron yang akhir-akhir ini menghebohkan Inggris karena banyak terinfeksi sub-variannya. Varian Omicron terbaru yaitu, XD, XE dan XF.

Sub-varian XD dan XF adalah gabungan dari varian Delta AY.4 dan Omikron BA.1. Sementara itu, varian Omicron XE sendiri merupakan merupakan gabungan dari sub varian Omicron yakni BA.1 dan BA.2.

Gejala Varian Omicron XE ke Orang yang Sudah Divaksin Lengkap

Gejala terinfeksi sub-varian tersebut sebenarnya mirip-mirip, pun tidak beda jauh dengan gejala terpapar varian Omicron pada umumnya. Nadia menekankan bahwa sub-varian ini patut jadi perhatian di Indonesia. Meski begitu, tidak perlu terlalu panik dan takut.

Zoe Covid-19 Study melaporkan gejala varian XE hampir mirip dengan yang terlihat pada pasien BA.2, yakni:

1.Sakit kepala
2.Sakit tenggorokan
3.Nyeri otot
4.Demam
5.Diare
6.Mual
7.Muntah
8.Sakit perut

Varian XE sendiri merupakan hasil mutasi dari BA.1 dan BA.2, serta disebut sebagai cicit omicron. XE juga diyakini sangat menular dan membuat keampuhan vaksin untuk Covid-19 dipertanyakan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan XE 10 kali lebih menular dari omicron. Angka tersebut menjadi tingkat penularan tertinggi dari seluruh strain yang ada sebelumnya.

Sejak awal tahun ini, XE telah teridentifikasi di Inggris. Sejak saat itu, telah ditemukan lebih dari 600 kasus varian tersebut.